PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN IKAN
Oleh :
EDDIE SATRIA
HARTONO
150302072
BIOLOGI
PERIKANAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Ikan ”.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ibu
Ani Suryanti S. Pi, M. Si sebagai dosen penanggung jawab yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik penulis
sendiri maupun pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2017
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia
merupakan Negara maritim yaitu Negara yang ¾ bagiannya merupakan daerah Laut.
Selain perairan laut, ada juga perairan yang juga terdapat di Negara Indonesia
yaitu sungai, danau, dan waduk. Dapat kita bayangkan bahwa dari banyaknya
perairan yang ada di Negara Indonesia akan memiliki sumber daya perairan yang
beranekaragam sehingga dapat diolah baik dari jenis ikan-ikanan maupun dari
hewan-hewan air lainnya.
Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan manusia untuk
memanfaatkan sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup
pada daerah perairan laut maupun perairan tawar yang apabila diolah akan
menambah sector pendapatan bagi orang/badan
yang mengelola hasil perikanan ini .
Pembangunan di sektor perikanan mengacu kepada pembangunan Nasional yang
di selaraskan dengan kondisi wilayah dengan tidak lepas dari kebijakan
pemerintah daerah dalam mendukung konsep untuk meningkatkan daya tahan ke
daerahan atas dasar kekuatan sendiri. Perairan Indonesia sebagai perairan
tropis, memiliki plasma nuftah perikanan yang sangat banyak. Spesies ikan
sangat beragam, ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil. Sebagian
diantaranya dapat dijadikan ikan hias dan sebagian lagi dijadikan ikan
konsumsi, terutama ikan yang berukuran besar.
Ikan terdiri dari banyak sekali spesies di dunia yang
memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah berhasil diidentifikasi para ahli
ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 – 40.000 spesies. Bahkan ratusan
spesies diantaranya telah memiliki varietas atau strain yang mencapai ratusan
varietas. Terutama sekali dari spesies ikan yang telah berhasil dibudidayakan
dan populer di dunia sebagai ikan hias. Perkembangan jumlah strain dan varietas
yang terus meningkat ini terjadi karena adanya kemajuan di bidang teknologi dan
ilmu pengetahuan serta adanya kegiatan kontes ikan hias yang telah turut
mendorong pembreeder menciptakan strain baru untuk spesies-spesies ikan yang
sudah populer.
Pengetahuan tentang pengenalan ikan merupakan salah satu
aspek yang sangat penting khususnya dalam kegiatan melaksanakan identifikasi,
sehingga berdasarkan data yang telah diuraikan dapat dengan mudah
mengelompokkan jenis-jenis ikan yang masih termasuk satu golongan ataupun pada
ikan yang berlainan jenis maupun golongan.
Studi mengenai jenis kelamin dari
suatu spesies ikan merupakan suatu kegiatan yang cukup menarik. Terutama bagi
orang-orang yang sangat senang menekuni bidang budidaya perikanan maupun
melakukan penelitian dibidang biologi perikanan. Karena individu setiap spesies
ikan memiliki ciri-ciri khusus sebagai penentu apakah individu ikan itu
berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri-ciri tersebut dapat
diketahui melalui pengamatan terhadap organ reproduksi yang dimiliki dan juga
dapat dilihat melalui penampakan ciri-ciri pada permukaan tubuhnya.
Setiap individu dari setiap spesies ikan memiliki ciri – ciri khusus
sebagai penentu apakah indi-vidu ikan itu berjenis kelamin jantan atau betina.
Penampakan ciri – ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata
terlihat apabila individu ikan mengalami kematangan gonad (kelamin), akan
tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri–ciri seksual itu dapat terlihat
dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah
selesai memijah karena dapat terlihat pada ciri–ciri morfologi pada permukaan
tubuhnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan
sehingga membantu mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan dan
biologi perikanan untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi
dan memijah, kapan mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa
telur yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum
matang gonad dengan yang sudah matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah
dewasa dan ikan yang belum bereproduksi dengan yang sudah.
Penampakan ciri-ciri seksual ini
pada beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan sudah
mengalami matang gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan
lainnya ciri-ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu
ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah selesai memijah. Dengan
dikenalinya penampakan ciri-ciri seksual dari setiap individu pada spesies ikan
maka akan sangat membantu bagi orang-orang yang berusaha dibidang budidaya
perikanan dan juga penelitian di bidang biologi perikanan. Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan
mengamati ciri-ciri seksual sekunder dan seksual primer. Pengamatan seksual
primer harus dengan pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual skunder dengan
memperhatikan ciri-ciri morfologi yaitu bentuk tubuh. Organ pelengkap dan warna.
Pertumbuhan
adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk
hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak
dapat bali dan dapat diukur. Sedangkan Pengertian Perkembangan adalah proses
perubahan menuju kedewasaan melalui proses pertumbuhan dan diferensiasi.
Tujuan
Makalah
Tujuan
dari penulisan makalah hasil makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan
Ikan.
2. Untuk
mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan Embrional Ikan.
3. Untuk
mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan Gonad Ikan.
Manfaat
Makalah
Manfaat
penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi mengenai pengenalan Pertumbuhan
Dan Perkembangan Ikan.
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan Dan
Perkembangan Embrional Ikan
Gametogenesis merupakan
proses pembentukan gamet
yang terjadi di
dalam gonade.Proses tersebut pada hewan jantan disebut spermatogenesis
yang terjadi di dalam testis, sedang
pada hewan betina
disebut oogenesis yang
terjadi di dalam ovarium. Gametogenesis
merupakan pembelahan pemasakan
yaitu dengan pembelahan meiosis
sehingga sel kelamin yang dibentuk bersifat haploid.
Spermatogenesis berlangsung
dengan 2 tahap
yaitu spermatositogenesis dan spermiogenesis (metarnorfosis). Spermatositogenesis diawali
dari spermatogonium (diploid) kemudian memasuki pembelahan meiosis
I sebagai spermatosit primer akan membentuk
2 spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II masing-masing membentuk dua
spermatid. Diferensiasi spermatid menjadi spermatozoon disebut dengan spermiogenesis.
Spermatogenesis terjadi pada dinding tubulus seminiferus
testis sehingga pada
dinding tersebut dapat
diamati berbagai stadium perkembangan rnulai dan bagian penifer
sampai ke lumen. Selain terdapat sel spermatogenik
juga dapat ditemukan sel Sertoli yang berfungsi untuk memberi nutrisi bagi sperma yang terbentuk.
Embriogenesis adalah tahap
perkembangan telur dari peleburan sel telur dan sel sperma hingga
menetas. Tahap embriogenesis
terdiri dari stadia
cleavage, morula, blastula,
gastrula, organogenesis dan penetasan. Perkembangan larva merupakan tahap perkembangan
dari penetasan hingga larva mengalami penyempurnaan bentuk. Mortalitas terjadi
pada fase awal kehidupan yaitu fase larva. Mortalitas alami larva dapat
disebabkan oleh ketersediaan sumber energi, predator, penyakit dan lingkungan
biotik yang berhubungan dengan larva.
Pembelahan terjadi secara
holoblastik, meskipun pada daerah vegetal lebih lambat. Blastema pada polus
vegetativus relatif lebih besar sebab yolk lebih banyak, sedang pada polus
animalis lebih kecil dan membentuk blastoderm. Blastula bertipe discoblastula
dengan rongga yang relatif sempit. Blastoderm ada yang membentuk blastodisc. Periblast merupakan kelompok sel yang
membentuk lapisan sinsitial yang menyelubungi yolk yang tidak ikut membelah. Periblast berfungsi membantu
memobilisasi yolk untuk pertumbuhan embrio.
Gastrulasi merupakan
stadium perkembangan yang
sel-selnya membentuk lapisan lembaga (germ layer)
yang terdapat di
sekitar tubulus endodermal (usus
primitif). Ruang tertutup di
dalam usus primitif
tersebut dikenal dengan
gastrocoel atau archenteron.
Neurulasi merupakan proses pembentukan tubulus ektodermal (canalis neuralis). Di dalam tubulus ini terdapat ruangan yang
disebut neurocoel. Gastrulasi dan neurulasi sebagian besar merupakan proses
penyusunan kembali sel-sel blastula di dalam
embrio. Selama proses
tersebut, 3 lapisan
lembaga akan terbentuk
yang merupakan ciri khas primitif dan mesoderm terdapat diantara 2
lapisan tersebut. Selain gastrula mempunyai 3 lapisan (triploblastik) tersebut yang umumnya pada Vertebrata, juga terdapat
gastrula dengan 2 lapisan (diploblastik)
yang terdapat pada sea urchin.
Pada pembelahan
ditandai dengan pembelahan
sel, dan pada
gastrulasi ditandai dengan penyusunan
kembali seluruh sel yaitu dengan terjadi gerakan sel (gerakan morfogenesis). Gerakan
sel dapat berlangsung
dipermukaan embrio (Epiboli
) dan dapat pula berlangsung di
dalam embrio (emboli). Epiboli meliputi ektensi (melebar) dan elongasi (memanjang). Sedang emboli
meliputi; invaginasi (melekuk), evaginasi (menonjol), involusi (melekuk dan memutar), ingresi (muncul dan lapisan), convergensi (menyempit), divergensi
(melebar), delaminasi (tergeser dan sekitamya) dan intercalasi (terdesak).
Pembelahan sel (Cleavage)
berlangsung setelah terjadi pembuahan, dimana pada saat kedua sel gamet bersatu
dan membentuk zigot. Pembelahan I pada
sel telur ikan mandarin terjadi setelah pemijahan dengan interval waktu 31
menit sudah menghasilkan zigot yang membelah menjadi dua sel atau stadium
blastomer turunan pertama dengan bentuk dan ukuran sama besar, tetapi ukurannya
lebih kecil dari satu sel sebelumnya. Terjadinya pembelahan dua sel diawali dengan terbentuknya
garis lurus pada
pusat blastomer yang
kemudian mengecil dan
kemudian membelah menjadi dua sel yang ukuran selnya sama besar.
Pada pembelahan I ini terlihat dengan jelas sudah terbentuknya ruang
perivetilin, kantung telur dan dua buah sel blastomer. Pada saat pembelahan
I terjadi, lapisan korion mengeras yang
berfungsi untuk melindungi proses pembelahan sel selanjutnya agar tidak rusak.
Pembelahan tahap I pada telur ikan mandarin sama yang terjadi pada telur ikan
buta (Astyanax fasciatus) dimana
terbentuk dua buah blastomer dengan ukuran yang sama besar, tetapi waktu yang
ditempuh pada pembelahan tahap I telur ikan buta lebih lama yaitu satu jam dua
puluh menit setelah pembuahan. selain itu pada telur ikan blue devil pembelahan
I terbentuk dua buah blastomer yang sama besar pada kutub anima, dengan waktu
yang tempuh satu jam dua puluh dua menit.
Stadia morula merupakan pembelahan akhir dari cleavage. Hasil pengamatan
dalam pengamatan menunjukan stadia
morula pada telur ikan mandarin mulai terbentuk setelah pembuahan, dimana
blastomer-blastomer yang terbentuk berlangsung dengan cepat, dan berukuran
sangat kecil, serta sulit untuk menghitung jumlah selnya. Awal terbentuknya stadia morula adalah
terbentuknya 32 sel yang merupakan turunan blastomer ke lima.
Stadia morula adalah
stadia dimana blastomer-blastomer yang
terbentuk akan memadat sehingga menjadi blastodisk pada
kutub anima yang membentuk dua lapisan sel. Morula merupakan salah satu stadia perkembangan
embrio pada saat pembelahan mencapai 32 sel. Pada stadia morula, pembelahan
zigot berlangsung cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan mengakibatkan
sel anak makin lama makin kecil, sesuai dengan tingkat pembelahan.
Stadia blastula terbentuk setelah stadia morula berakhir, dimana stadia
blastula pada telur ikan setelah pembuahan. Pada stadia
blastula, blastomer membelah
beberapa kali membentuk blastomer-blastomer dengan ukuran yang makin kecil, sehingga
tempat pada stadia morula blastomer semula padat akan terbentuk ruangan kosong
yang disebut blastosul yang
ditutupi oleh blastoderm
dan pada sisi luar terdapat epiblast. Antara blastosul dan blastoderm
dipisahkan oleh hypoblast primer.
Proses perkembangan setelah stadia blastula
adalah stadia gastrula yang merupakan
saat blastula terus mengalami
pembelahan dan pertambahan
jumlah sel. Proses awal
terbentuk stadia gastrula adalah setelah pembuahan,
dimana kutub anima terbentuknya blastodisk akan berusaha
membungkus kutub vegetatif dengan bergerak dan melakukan. Ada dua jenis proses
pergerakan sel dalam stadia gastrula yaitu epiboli yang merupakan pergerakan sel-sel yang dianggap menjadi
bakal epidermis dan daerah persyarafan, pergerakannya ke depan, ke belakang dan
ke samping dari sumbu yang akan menjadi embrio.
Selain itu, emboli merupakan pergerakan sel yang arahnya menuju ke
bagian dalam, terutama di bagian sumbu bakal embrio. Akhir dari stadia
gastrulasi apabila kuning telur sudah tertutup oleh lapisan sel.
Setelah pembentukan perisai, maka
pada saat delapan jam empat puluh sembilan
menit setelah pembuahan,
terjadi organogenesis. Organogenesis
dengan terbentuknya bagian-bagian
seperti notokorda dari embrio yang memanjang disisi kuning telur, bagian
kepala terletak di kutub anima, bagian ekor di bagian kutub vegetatif dan somit
yang belum jelas, sehingga bentuk tubuh embrio melengkung hampir di seluruh
kuning telur dan semua ini masih transparan.
Organ-organ
yang terbentuk dari jaringan neural antara lain adalah otak, mata, bagian alat
pencernaan makanan dan kelenjarnya serta sebagian kelenjar endokrin. Organogenesis
merupakan proses pembentukan organ-organ yang berhubungan dengan notokord axial. Proses organogenesis ini
berlangsung lebih lama dibanding dengan stadia-stadia lainya. Proses
organogenesis telur ikan mandarin berjalan selama empat jam tujuh menit. Bila
dibandingkan dengan organogenesis pada telur ikan redfin shark yang memerlukan
waktu tigas belas jam dua puluh lima menit, maka proses organogenesis pada
telur ikan mandarin berlangsung lebih cepat. Tiga puluh Sembilan menit
kemudian, pergerakan embrio bertambah cepat, yang diikuti dengan bertambah
panjangnya ekor pada embrio.
Pertumbuhan Dan
Perkembangan Gonad Ikan
Kematangan
gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah.
Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad.
Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan
menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai.
Semakin meningkat tingkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam gonad
akan menjadi semakin besar. Kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh
perkembangan diameter rata-rata telur dan melalui distribusi penyebaran ukuran
telurnya.
Perkembangan
gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum
terjadinya pemijahan. Sebelum terjadinya pemijahan, sebagian besar hasil
metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk perkembangan gonad. Pada saat ini
gonad semakin bertambah berat diikuti dengan semakin bertambah besar ukurannya
termasuk diameter telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan
akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan
berlangsung sampai selesai. Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium
disebabkan oleh perkembangan stadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan
morfologi yang mencirikan tahap stadianya.
Pada
saat perkembangan kematangan gonad semua proses metabolisme dalam tubuh ikan
terkonsentrasi pada perkembangan gonad. Perubahan struktur gonad dapat
digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad. Gonad yang berkembang
secara visual mudah diamati karena gonad akan berkorelasi dengan perkembangan
telur dan sperma. Pada ikan betina gonad dapat bertambah berat 10% sampai
dengan 25%, sedangkan pada ikan jantan bertambah 5% sampai dengan 15%.
Penentuan
TKG secara morfologi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta
perkembangan isi gonad, sedangkan histologi dapat dilihat dari anatomi
perkembangan gonadnya. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian
dari proses reproduksi ikan betina dimana perkembangan gonad tersebut terjadi
akibat proses vitellogenesis yaitu proses pegendapan telur kuning telur pada
tiap-tiap individu telur ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan
bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian
besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad.
Informasi mengenai tingkat
kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan yang matang
gonad dengan ikan yang belum matang gonad dari stok ikan di perairan, selain
itu dapat mengetahui waktu pemijahan, lama pemijahan dalam setahun, frekuensi
pemijahan dan umur atau ukuran ikan pertama kali matang gonad. Ukuran matang
gonad tiap spesies ikan berbeda-beda dan juga pada spesies yang sama jika
tersebar pada lintang yang berbeda lebih dari lima derajat akan mengalami
perbedaan ukuran dan umur pertama kali matang gonad. Faktor yang mempengaruhi
saat pertama kali ikan matang gonad ada dua yaitu faktor luar seperti suhu dan
arus serta faktor dalam seperti umur, jenis kelamin, perbedaan spesies, ukuran
dan sifat-sifat fisiologis ikan seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
Histologi berarti suatu ilmu
yang menguraikan struktur dari hewan secara terperinci dan hubungan antara
struktur pengorganisasian sel dan jaringan serta fungsi-fungsi yang mereka
lakukan. Cara pembuatan preparat histologis disebut mikroteknik. Pembuatan
preparat dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi atau autopsi.
Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksasi yang akan menjaga agar
preparat tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Sampel
jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol)
bertingkat untuk menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk
menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah
memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan.
Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya
lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom.
Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer.
Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai
Pengamatan
kematangan gonad dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
membuat irisan gonad dan diamati struktur histologisnya, melihat morfologi
gonad secara visual. Pengamatan morfologi gonad pada ikan betina berupa: bentuk
ovarium, besar-kecilnya ovarium, pengisian ovarium dalam rongga tubuh, warna
ovarium, halus-tidaknya ovarium, secara umum ukuran telur dalam ovarium,
kejelasan bentuk dan warna telur dengan bagianbagiannya, ukuran (garis tengah)
telur, dan warna telur. Sedangkan untuk ikan jantan yang diamati berupa :
bentuk testis, besar-kecilnya testis, pengisian testis dalam rongga tubuh,
warna testis, keluar-tidaknya cairan dari testis (dalam keadaan segar)
Perkembangan
gonad ikan betina terdiri atas beberapa tingkat yang dapat didasarkan atas
pengamatan secara mikroskopis dan makroskopis. Secara mikroskopis perkembangan
telur diamati untuk menilai perkembangan ovarium antara lain tebal dinding
indung telur, keadaan pembuluh darah, inti butiran minyak dan kuning telur.
Secara makroskopis perkembangan ovarium ditentukan dengan mengamati warna
indung telur, ukuran butiran telur dan volume rongga perut ikan.
Menurut Diana (2007), tingkat
kematangan gonad (TKG) secara umum adalah sebagai berikut: TKG I (immature),
TKG II (maturing), TKG III (maturing ripe), TKG IV (ripe),
dan TKG V (spent) dengan deskripsi :
TKG
|
Tahapan
|
Visual
|
Mikroskopis
|
I
|
Immature
|
Ovari kecil dan testis 1/3 dari rongga
badan, bentuk telur oval. Warna ovari merah muda, transparan, testis
keputihan.
|
Telur kecil, tidak nampak oleh mata telanjang, diameter 1-16 mm, transparan.
|
II
|
Maturing
|
Ovari kecil dan testis 1/2 dari rongga
badan, memanjang. Warna ovari merah muda, transparan, testis keputihan agak
simetris.
|
Telur tidak tampak oleh mata telanjang,
telur jernih, ukuran diameter 10-21mm.
|
III
|
Maturing
Ripe |
Ovari kecil dan testis 1/2-2/3 dari
rongga badan, kanan dan kiri gonad tidak simetris. Warna ovari kuning, tampak
granula dan pembuluh darah di permukaan, testis warna keputihan.
|
Telur tampak buram tidak
transparan, ukuran diameternya 29-52 mm.
|
IV
|
Ripe
|
Ovari dan testis 2/3 sampai penuh dalam
rongga badan, warna orange-merah muda, testis abu abu dan lembut.
|
Telur masak semi transparan, ukuran
diameternya 45- 70 mm.
|
V
|
Spent
|
Ovari dan testis 2/3 sampai penuh dalam
rongga badan, warna orange-merah muda, pembuluh darah di permukaan, testis
abuabu dan lembut.
|
Telur masak semi transparan, ukuran
diameternya 51- 93 mm.
|
Ada dua cara penentuan TKG
yaitu secara histologis dan morfologis. Cara histologis dengan pengamatan di
laboratorium, yang kedua adalah cara morfologi dengan pengamatan di
laboratorium dan lapangan. Penentuan panjang ikan pertama kali matang gonad
(Lm) dapat menggunakan sebaran frekuensi proporsi gonad yang telah matang. Analisis
data sebaran frekuensi tersebut dapat dilakukan dengan cara: a. Menentukan
jumlah kelas dan selang kelas yang diperlukan; b. Menentukan lebar selang kelas;
c. Menghitung frekuensi ikan secara keseluruhan dan frekuensi TKG III dan IV pada
selang kelas panjang yang sudah ditentukan; d. Menentukan proporsi antara TKG
III dan IV terhadap frekuensi total tiap selang kelas yang sudah ditentukan; e.
Memplotkan pada sebuah grafik dengan panjang ikan sebagai sumbu horizontal
dan proporsi gonad matang sebagai sumbu vertikal.
Sampel gonad ditimbang dengan ketelitian 0,001 g dan diawetkan
dengan formalin 10%. Untuk membuat preparat histologi, sampel gonad yang telah
diawetkan tersebut dikeringkan/ditiriskan, dipotong melintang dan direndam
dalam alkohol 70%. Untuk proses histologi setiap sampel didehidrasi dengan
menggunakan alkohol berseri, dijernihkan dengan xylene, dan dipendam dalam
parafin. Selanjutnya gonad diiris setebal 6 mikron dan diberi pewarnaan hematoxylen dan eosin. Histologi gonad yang sudah siap diamati dibawah mikroskop
untuk ditentukan tingkat kematangannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Pertumbuhan
adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk
hidup tersebut bertambah besar dan perkembangan adalah proses perubahan menuju
kedewasaan melalui proses pertumbuhan dan diferensiasi.
2. Perkembangan embrio
pada fase cleave
sampai dengan embrio
keluar dari cangkang
menjadi individu baru.Selama
perkembagan embrio berlangsung
selama sebelas jam
setelah pembuahan, terjadi pembentukan organogenesis dari embrio
ikan.
3. Kematangan gonad adalah tahapan
tertentu perkembangan gonad dalam proses
reproduksi. Kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan diameter
rata-rata telur dan melalui distribusi penyebaran ukuran telurnya
DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, F.
D. 2008. makalah Lengkap Makalah Ikhtiologi. Universitas Tadulako, Palu.
Asma, N., Z.
A. Muchlisin , I. Hasri. 2016. Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Peres (Osteochilus vittatus) Pada
Ransum Harian Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyiah. Vol. 1(1): 1-11
Asran. 2014.
makalah Lengkap Makalah
Reproduksi Ikan. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Cindelaras, S.,
A. B. Prasetio, dan E. Kusrini.2015. Perkembangan Embrio Dan Awal Larva Ikan
Cupang Alam (Betta imbellis LADIGES 1975). Balai Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Ikan Hias. Vol. 1(1): 1-10.
Imanuel, G.
Pattipeilohy, A. Gani, H. Tahang. 2015. Perkembangan Embriogenesis Ikan Mandarin (Synchiropus splendidus) Peneliti
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor.
Lucas, W. G. F., Kalesaran,
O. J dan Lumenta, C. 2015. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Gurami (Osphronemus
Gouramy) dengan Pemberian Beberapa Jenis Pakan. Jurnal Budidaya Perairan.
Vol. 3 (2) : 19 – 28.
Mauluddin. 2009. Studi Mengenai Morfologi dan
Komposisi Sel Testikular Ikan Gurame Osphronemus Gouramy Lac. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Naibaho, P. 2011. Sifat
Seksual Primer dan Sekunder. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Nirmala, K dan Rasmawan. 2010. Kinerja Pertumbuhan
Ikan Gurame (Osphronemus Goramy Lac.) yang Dipelihara pada Media
Bersalinitas dengan Paparan Medan Listrik. Jurnal Akuakultur Indonesia.
Vol. 9 (1) : 46–55.
Nurhuda, A. 2012. Perikanan Tingkat Kematangan Gonad dan
Seksualitas Ikan Kan Tambakan (Helostoma Temmincki).
Universitas Riau, Pekanbaru.
Ramadhani,
T. 2015. Seksualitas
dan Kematangan Gonad Ikan Pari. Universitas Malikussaleh, Aceh
Utara.
Shafiq,
M. 2015. Pengenalan Morfometrik Tubuh Ikan yang Berbeda. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Surono, J. 2015. makalah Mingguan Makalah Ikhtiologi.
Universitas Jambi, Jambi.
Verawati, Y., Muarif dan Mumpuni, F. S. 2015. Pengaruh Perbedaan Padat Penebaran Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) Pada
Sistem Resirkulasi. Jurnal Mina Sains.Vol. 1 (1). ISSN: 2407-9030.
Zainudin.
2011. Fekunditas dan Diameter Telur.Universitas Riau, Pekanbaru.