Rabu, 14 Juni 2017

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN IKAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN IKAN
Oleh :
EDDIE SATRIA HARTONO
150302072














  BIOLOGI PERIKANAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017




KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Ikan .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ibu Ani Suryanti S. Pi, M. Si sebagai dosen penanggung jawab yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik penulis sendiri maupun pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.





    Medan,   Juni  2017



                                                                                                                               Penulis





PENDAHULUAN
Latar Belakang                                                                                                                     
            Indonesia merupakan Negara maritim yaitu Negara yang ¾ bagiannya merupakan daerah Laut. Selain perairan laut, ada juga perairan yang juga terdapat di Negara Indonesia yaitu sungai, danau, dan waduk. Dapat kita bayangkan bahwa dari banyaknya perairan yang ada di Negara Indonesia akan memiliki sumber daya perairan yang beranekaragam sehingga dapat diolah baik dari jenis ikan-ikanan maupun dari hewan-hewan air lainnya.
Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan yang hidup pada daerah perairan laut maupun perairan tawar yang apabila diolah akan menambah sector pendapatan  bagi orang/badan yang mengelola hasil perikanan ini .
Pembangunan di sektor perikanan mengacu kepada pembangunan Nasional yang di selaraskan dengan kondisi wilayah dengan tidak lepas dari kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung konsep untuk meningkatkan daya tahan ke daerahan atas dasar kekuatan sendiri. Perairan Indonesia sebagai perairan tropis, memiliki plasma nuftah perikanan yang sangat banyak. Spesies ikan sangat beragam, ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil. Sebagian diantaranya dapat dijadikan ikan hias dan sebagian lagi dijadikan ikan konsumsi, terutama ikan yang berukuran besar.
Ikan terdiri dari banyak sekali spesies di dunia yang memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah berhasil diidentifikasi para ahli ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 – 40.000 spesies. Bahkan ratusan spesies diantaranya telah memiliki varietas atau strain yang mencapai ratusan varietas. Terutama sekali dari spesies ikan yang telah berhasil dibudidayakan dan populer di dunia sebagai ikan hias. Perkembangan jumlah strain dan varietas yang terus meningkat ini terjadi karena adanya kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta adanya kegiatan kontes ikan hias yang telah turut mendorong pembreeder menciptakan strain baru untuk spesies-spesies ikan yang sudah populer.
Pengetahuan tentang pengenalan ikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting khususnya dalam kegiatan melaksanakan identifikasi, sehingga berdasarkan data yang telah diuraikan dapat dengan mudah mengelompokkan jenis-jenis ikan yang masih termasuk satu golongan ataupun pada ikan yang berlainan jenis maupun golongan.
Studi mengenai jenis kelamin dari suatu spesies ikan merupakan suatu kegiatan yang cukup menarik. Terutama bagi orang-orang yang sangat senang menekuni bidang budidaya perikanan maupun melakukan penelitian dibidang biologi perikanan. Karena individu setiap spesies ikan memiliki ciri-ciri khusus sebagai penentu apakah individu ikan itu berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri-ciri tersebut dapat diketahui melalui pengamatan terhadap organ reproduksi yang dimiliki dan juga dapat dilihat melalui penampakan ciri-ciri pada permukaan tubuhnya.
 Setiap individu dari setiap spesies ikan memiliki ciri – ciri khusus sebagai penentu apakah indi-vidu ikan itu berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri – ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan mengalami kematangan gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri–ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah selesai memijah karena dapat terlihat pada ciri–ciri morfologi pada permukaan tubuhnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu ikan sehingga membantu mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan dan biologi perikanan untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi dan memijah, kapan mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa telur yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum matang gonad dengan yang sudah matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah dewasa dan ikan yang belum bereproduksi dengan yang sudah.
 Penampakan ciri-ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan sudah mengalami matang gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri-ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah selesai memijah. Dengan dikenalinya penampakan ciri-ciri seksual dari setiap individu pada spesies ikan maka akan sangat membantu bagi orang-orang yang berusaha dibidang budidaya perikanan dan juga penelitian di bidang biologi perikanan. Seksualitas ikan dapat ditentukan dengan mengamati ciri-ciri seksual sekunder dan seksual primer. Pengamatan seksual primer harus dengan pembelahan diperut ikan. Sedangkan seksual skunder dengan memperhatikan ciri-ciri morfologi yaitu bentuk tubuh. Organ pelengkap dan warna.
Pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan bersifat irreversible atau tidak dapat bali dan dapat diukur. Sedangkan Pengertian Perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan melalui proses pertumbuhan dan diferensiasi.
Tujuan Makalah
            Tujuan dari penulisan   makalah hasil makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan Ikan.
2.   Untuk mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan Embrional Ikan.
3.   Untuk mengetahui Pertumbuhan Dan Perkembangan Gonad Ikan.
Manfaat Makalah
            Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai sumber informasi mengenai pengenalan Pertumbuhan Dan Perkembangan Ikan.







TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan Dan Perkembangan Embrional Ikan
Gametogenesis  merupakan  proses  pembentukan  gamet  yang  terjadi  di  dalam gonade.Proses tersebut pada hewan jantan disebut spermatogenesis yang terjadi di dalam  testis,  sedang  pada  hewan  betina  disebut  oogenesis  yang  terjadi  di  dalam ovarium.  Gametogenesis  merupakan  pembelahan  pemasakan  yaitu  dengan pembelahan meiosis sehingga sel kelamin yang dibentuk bersifat haploid.
Spermatogenesis  berlangsung  dengan  2  tahap  yaitu  spermatositogenesis  dan  spermiogenesis  (metarnorfosis).  Spermatositogenesis  diawali  dari  spermatogonium  (diploid) kemudian memasuki pembelahan meiosis I sebagai spermatosit primer akan  membentuk 2 spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan  meiosis II masing-masing membentuk dua spermatid. Diferensiasi spermatid menjadi  spermatozoon disebut dengan spermiogenesis. Spermatogenesis terjadi pada dinding  tubulus  seminiferus  testis  sehingga  pada  dinding  tersebut  dapat  diamati  berbagai  stadium perkembangan rnulai dan bagian penifer sampai ke lumen. Selain terdapat sel  spermatogenik juga dapat ditemukan sel Sertoli yang berfungsi untuk memberi nutrisi  bagi sperma yang terbentuk.
Embriogenesis adalah tahap perkembangan telur dari peleburan sel telur dan sel sperma  hingga  menetas.  Tahap  embriogenesis  terdiri  dari  stadia  cleavage,  morula, blastula, gastrula, organogenesis dan penetasan. Perkembangan larva merupakan tahap perkembangan dari penetasan hingga larva mengalami penyempurnaan bentuk. Mortalitas terjadi pada fase awal kehidupan yaitu fase larva. Mortalitas alami larva dapat disebabkan oleh ketersediaan sumber energi, predator, penyakit dan lingkungan biotik yang berhubungan dengan larva. 
Pembelahan terjadi secara holoblastik, meskipun pada daerah vegetal lebih lambat. Blastema pada polus vegetativus relatif lebih besar sebab yolk lebih banyak, sedang pada polus animalis lebih kecil dan membentuk blastoderm. Blastula bertipe discoblastula dengan rongga yang relatif sempit. Blastoderm ada yang membentuk blastodisc. Periblast merupakan kelompok sel yang membentuk lapisan sinsitial yang menyelubungi yolk yang tidak ikut membelah. Periblast berfungsi membantu memobilisasi yolk untuk pertumbuhan embrio.
Gastrulasi  merupakan  stadium  perkembangan  yang  sel-selnya  membentuk  lapisan lembaga  (germ  layer)  yang  terdapat  di  sekitar  tubulus  endodermal  (usus  primitif). Ruang  tertutup  di  dalam  usus  primitif  tersebut  dikenal  dengan  gastrocoel  atau archenteron. Neurulasi merupakan proses pembentukan tubulus ektodermal (canalis neuralis). Di dalam tubulus ini terdapat ruangan yang disebut neurocoel. Gastrulasi dan neurulasi sebagian besar merupakan proses penyusunan kembali sel-sel blastula di dalam  embrio.  Selama  proses  tersebut,  3  lapisan  lembaga  akan  terbentuk  yang merupakan ciri khas primitif dan mesoderm terdapat diantara 2 lapisan tersebut. Selain gastrula mempunyai 3 lapisan (triploblastik) tersebut yang umumnya pada Vertebrata, juga terdapat gastrula dengan 2 lapisan (diploblastik) yang terdapat pada sea urchin.
Pada  pembelahan  ditandai  dengan  pembelahan  sel,  dan  pada  gastrulasi  ditandai dengan penyusunan kembali seluruh sel yaitu dengan terjadi gerakan sel (gerakan morfogenesis).  Gerakan  sel  dapat  berlangsung  dipermukaan  embrio  (Epiboli )  dan dapat pula berlangsung di dalam embrio (emboli). Epiboli  meliputi ektensi (melebar) dan elongasi (memanjang). Sedang emboli meliputi; invaginasi (melekuk), evaginasi (menonjol), involusi (melekuk dan memutar), ingresi (muncul dan lapisan), convergensi (menyempit), divergensi (melebar), delaminasi (tergeser dan sekitamya) dan intercalasi (terdesak).
  Pembelahan sel (Cleavage) berlangsung setelah terjadi pembuahan, dimana pada saat kedua sel gamet bersatu dan membentuk zigot.  Pembelahan I pada sel telur ikan mandarin terjadi setelah pemijahan dengan interval waktu 31 menit sudah menghasilkan zigot yang membelah menjadi dua sel atau stadium blastomer turunan pertama dengan bentuk dan ukuran sama besar, tetapi ukurannya lebih kecil dari satu sel sebelumnya. Terjadinya pembelahan dua sel diawali dengan  terbentuknya  garis  lurus  pada  pusat  blastomer  yang  kemudian  mengecil  dan  kemudian membelah menjadi dua sel yang ukuran selnya sama besar. 
  Pada pembelahan I ini terlihat dengan jelas sudah terbentuknya ruang perivetilin, kantung telur dan dua buah sel blastomer. Pada saat pembelahan I  terjadi, lapisan korion mengeras yang berfungsi untuk melindungi proses pembelahan sel selanjutnya agar tidak rusak. Pembelahan tahap I pada telur ikan mandarin sama yang terjadi pada telur ikan buta (Astyanax fasciatus) dimana terbentuk dua buah blastomer dengan ukuran yang sama besar, tetapi waktu yang ditempuh pada pembelahan tahap I telur ikan buta lebih lama yaitu satu jam dua puluh menit setelah pembuahan. selain itu pada telur ikan blue devil pembelahan I terbentuk dua buah blastomer yang sama besar pada kutub anima, dengan waktu yang tempuh satu jam dua puluh dua menit.
  Stadia morula merupakan pembelahan akhir dari cleavage. Hasil pengamatan dalam pengamatan  menunjukan stadia morula pada telur ikan mandarin mulai terbentuk setelah pembuahan, dimana blastomer-blastomer yang terbentuk berlangsung dengan cepat, dan berukuran sangat kecil, serta sulit untuk menghitung jumlah selnya.  Awal terbentuknya stadia morula adalah terbentuknya 32 sel yang merupakan turunan blastomer ke  lima.  Stadia  morula  adalah  stadia  dimana  blastomer-blastomer  yang  terbentuk  akan  memadat sehingga menjadi blastodisk pada kutub anima yang membentuk dua lapisan sel. Morula merupakan salah satu stadia perkembangan embrio pada saat pembelahan mencapai 32 sel. Pada stadia morula, pembelahan zigot berlangsung cepat sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan mengakibatkan sel anak makin lama makin kecil, sesuai dengan tingkat pembelahan.
  Stadia blastula terbentuk setelah stadia morula berakhir, dimana stadia blastula pada telur ikan setelah pembuahan. Pada  stadia  blastula, blastomer membelah  beberapa  kali membentuk  blastomer-blastomer  dengan ukuran yang makin kecil, sehingga tempat pada stadia morula blastomer semula padat akan terbentuk ruangan  kosong  yang  disebut  blastosul  yang  ditutupi  oleh  blastoderm  dan pada  sisi luar terdapat epiblast. Antara blastosul dan blastoderm dipisahkan oleh hypoblast primer.
  Proses perkembangan setelah stadia blastula adalah stadia gastrula yang merupakan saat blastula terus  mengalami pembelahan  dan  pertambahan  jumlah  sel. Proses  awal  terbentuk stadia  gastrula adalah setelah  pembuahan,  dimana  kutub  anima terbentuknya blastodisk akan berusaha membungkus kutub vegetatif dengan bergerak dan melakukan. Ada dua jenis proses pergerakan sel dalam stadia gastrula yaitu epiboli yang merupakan  pergerakan sel-sel yang dianggap menjadi bakal epidermis dan daerah persyarafan, pergerakannya ke depan, ke belakang dan ke samping dari sumbu yang akan menjadi embrio.  Selain itu, emboli merupakan pergerakan sel yang arahnya menuju ke bagian dalam, terutama di bagian sumbu bakal embrio. Akhir dari stadia gastrulasi apabila kuning telur sudah tertutup oleh lapisan sel.
Setelah pembentukan perisai, maka pada saat delapan jam empat puluh sembilan  menit setelah pembuahan,  terjadi  organogenesis.  Organogenesis  dengan  terbentuknya  bagian-bagian  seperti notokorda dari embrio yang memanjang disisi kuning telur, bagian kepala terletak di kutub anima, bagian ekor di bagian kutub vegetatif dan somit yang belum jelas, sehingga bentuk tubuh embrio melengkung hampir di seluruh kuning telur dan semua ini masih transparan.
Organ-organ yang terbentuk dari jaringan neural antara lain adalah otak, mata, bagian alat pencernaan makanan dan kelenjarnya serta sebagian kelenjar endokrin. Organogenesis merupakan proses pembentukan organ-organ yang berhubungan dengan notokord axial. Proses organogenesis ini berlangsung lebih lama dibanding dengan stadia-stadia lainya. Proses organogenesis telur ikan mandarin berjalan selama empat jam tujuh menit. Bila dibandingkan dengan organogenesis pada telur ikan redfin shark yang memerlukan waktu tigas belas jam dua puluh lima menit, maka proses organogenesis pada telur ikan mandarin berlangsung lebih cepat. Tiga puluh Sembilan menit kemudian, pergerakan embrio bertambah cepat, yang diikuti dengan bertambah panjangnya ekor pada embrio.

Pertumbuhan Dan Perkembangan Gonad Ikan
Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah memijah. Selama proses reproduksi, sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Semakin meningkat tingkat kematangan gonad, diameter telur yang ada dalam gonad akan menjadi semakin besar. Kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan diameter rata-rata telur dan melalui distribusi penyebaran ukuran telurnya.
Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan. Sebelum terjadinya pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk perkembangan gonad. Pada saat ini gonad semakin bertambah berat diikuti dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk diameter telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan berpijah, kemudian berat gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai. Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium disebabkan oleh perkembangan stadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang mencirikan tahap stadianya.
Pada saat perkembangan kematangan gonad semua proses metabolisme dalam tubuh ikan terkonsentrasi pada perkembangan gonad. Perubahan struktur gonad dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan gonad. Gonad yang berkembang secara visual mudah diamati karena gonad akan berkorelasi dengan perkembangan telur dan sperma. Pada ikan betina gonad dapat bertambah berat 10% sampai dengan 25%, sedangkan pada ikan jantan bertambah 5% sampai dengan 15%.
Penentuan TKG secara morfologi dapat dilihat dari bentuk, panjang, berat dan warna serta perkembangan isi gonad, sedangkan histologi dapat dilihat dari anatomi perkembangan gonadnya. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari proses reproduksi ikan betina dimana perkembangan gonad tersebut terjadi akibat proses vitellogenesis yaitu proses pegendapan telur kuning telur pada tiap-tiap individu telur ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad.
Informasi mengenai tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan yang matang gonad dengan ikan yang belum matang gonad dari stok ikan di perairan, selain itu dapat mengetahui waktu pemijahan, lama pemijahan dalam setahun, frekuensi pemijahan dan umur atau ukuran ikan pertama kali matang gonad. Ukuran matang gonad tiap spesies ikan berbeda-beda dan juga pada spesies yang sama jika tersebar pada lintang yang berbeda lebih dari lima derajat akan mengalami perbedaan ukuran dan umur pertama kali matang gonad. Faktor yang mempengaruhi saat pertama kali ikan matang gonad ada dua yaitu faktor luar seperti suhu dan arus serta faktor dalam seperti umur, jenis kelamin, perbedaan spesies, ukuran dan sifat-sifat fisiologis ikan seperti kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.
Histologi berarti suatu ilmu yang menguraikan struktur dari hewan secara terperinci dan hubungan antara struktur pengorganisasian sel dan jaringan serta fungsi-fungsi yang mereka lakukan. Cara pembuatan preparat histologis disebut mikroteknik. Pembuatan preparat dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksasi yang akan menjaga agar preparat tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai             
Pengamatan kematangan gonad dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan membuat irisan gonad dan diamati struktur histologisnya, melihat morfologi gonad secara visual. Pengamatan morfologi gonad pada ikan betina berupa: bentuk ovarium, besar-kecilnya ovarium, pengisian ovarium dalam rongga tubuh, warna ovarium, halus-tidaknya ovarium, secara umum ukuran telur dalam ovarium, kejelasan bentuk dan warna telur dengan bagianbagiannya, ukuran (garis tengah) telur, dan warna telur. Sedangkan untuk ikan jantan yang diamati berupa : bentuk testis, besar-kecilnya testis, pengisian testis dalam rongga tubuh, warna testis, keluar-tidaknya cairan dari testis (dalam keadaan segar)
Perkembangan gonad ikan betina terdiri atas beberapa tingkat yang dapat didasarkan atas pengamatan secara mikroskopis dan makroskopis. Secara mikroskopis perkembangan telur diamati untuk menilai perkembangan ovarium antara lain tebal dinding indung telur, keadaan pembuluh darah, inti butiran minyak dan kuning telur. Secara makroskopis perkembangan ovarium ditentukan dengan mengamati warna indung telur, ukuran butiran telur dan volume rongga perut ikan.
Menurut Diana (2007), tingkat kematangan gonad (TKG) secara umum adalah sebagai berikut: TKG I (immature), TKG II (maturing), TKG III (maturing ripe), TKG IV (ripe), dan TKG V (spent) dengan deskripsi :
TKG
Tahapan
Visual
Mikroskopis
I
Immature
Ovari kecil dan testis 1/3 dari rongga badan, bentuk telur oval. Warna ovari merah muda, transparan, testis keputihan.
Telur kecil, tidak nampak oleh mata telanjang, diameter 1-16 mm, transparan.
II
Maturing
Ovari kecil dan testis 1/2 dari rongga badan, memanjang. Warna ovari merah muda, transparan, testis keputihan agak simetris.
Telur tidak tampak oleh mata telanjang, telur jernih, ukuran diameter 10-21mm.
III
Maturing
Ripe
Ovari kecil dan testis 1/2-2/3 dari rongga badan, kanan dan kiri gonad tidak simetris. Warna ovari kuning, tampak granula dan pembuluh darah di permukaan, testis warna keputihan.
Telur tampak buram tidak transparan, ukuran diameternya 29-52 mm.
IV
Ripe
Ovari dan testis 2/3 sampai penuh dalam rongga badan, warna orange-merah muda, testis abu abu dan lembut.
Telur masak semi transparan, ukuran diameternya 45- 70 mm.
V
Spent
Ovari dan testis 2/3 sampai penuh dalam rongga badan, warna orange-merah muda, pembuluh darah di permukaan, testis abuabu dan lembut.
Telur masak semi transparan, ukuran diameternya 51- 93 mm.
Ada dua cara penentuan TKG yaitu secara histologis dan morfologis. Cara histologis dengan pengamatan di laboratorium, yang kedua adalah cara morfologi dengan pengamatan di laboratorium dan lapangan. Penentuan panjang ikan pertama kali matang gonad (Lm) dapat menggunakan sebaran frekuensi proporsi gonad yang telah matang. Analisis data sebaran frekuensi tersebut dapat dilakukan dengan cara: a. Menentukan jumlah kelas dan selang kelas yang diperlukan; b. Menentukan lebar selang kelas; c. Menghitung frekuensi ikan secara keseluruhan dan frekuensi TKG III dan IV pada selang kelas panjang yang sudah ditentukan; d. Menentukan proporsi antara TKG III dan IV terhadap frekuensi total tiap selang kelas yang sudah ditentukan; e. Memplotkan pada sebuah grafik dengan panjang ikan sebagai sumbu horizontal dan proporsi gonad matang sebagai sumbu vertikal.
Sampel gonad ditimbang dengan ketelitian 0,001 g dan diawetkan dengan formalin 10%. Untuk membuat preparat histologi, sampel gonad yang telah diawetkan tersebut dikeringkan/ditiriskan, dipotong melintang dan direndam dalam alkohol 70%. Untuk proses histologi setiap sampel didehidrasi dengan menggunakan alkohol berseri, dijernihkan dengan xylene, dan dipendam dalam parafin. Selanjutnya gonad diiris setebal 6 mikron dan diberi pewarnaan hematoxylen dan eosin. Histologi gonad yang sudah siap diamati dibawah mikroskop untuk ditentukan tingkat kematangannya.



KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan           
Kesimpulan dari makalah ini adalah  :
1.     Pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar dan perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan melalui proses pertumbuhan dan diferensiasi.
2.   Perkembangan  embrio  pada  fase  cleave  sampai  dengan  embrio  keluar  dari  cangkang  menjadi individu baru.Selama  perkembagan  embrio  berlangsung  selama  sebelas  jam  setelah  pembuahan,  terjadi pembentukan organogenesis dari embrio ikan.
3.     Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad  dalam proses reproduksi. Kematangan seksual pada ikan dicirikan oleh perkembangan diameter rata-rata telur dan melalui distribusi penyebaran ukuran telurnya












DAFTAR PUSTAKA
Ahyar, F. D. 2008.   makalah Lengkap Makalah Ikhtiologi. Universitas Tadulako, Palu.
Asma, N., Z. A. Muchlisin , I. Hasri. 2016. Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Peres (Osteochilus vittatus) Pada Ransum Harian Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. Vol. 1(1): 1-11
Asran. 2014.   makalah Lengkap  Makalah Reproduksi Ikan. Universitas Halu Oleo, Kendari.
Cindelaras, S., A. B. Prasetio, dan E. Kusrini.2015. Perkembangan Embrio Dan Awal Larva Ikan Cupang Alam (Betta imbellis LADIGES 1975). Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias.  Vol. 1(1): 1-10.
Imanuel, G. Pattipeilohy, A. Gani, H. Tahang. 2015. Perkembangan Embriogenesis  Ikan Mandarin (Synchiropus splendidus)  Peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor.
Lucas, W. G. F., Kalesaran, O. J dan Lumenta, C. 2015.  Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Gurami (Osphronemus Gouramy) dengan Pemberian Beberapa Jenis Pakan. Jurnal Budidaya Perairan. Vol. 3 (2) : 19 – 28.
Mauluddin. 2009. Studi Mengenai Morfologi dan Komposisi Sel Testikular Ikan Gurame Osphronemus Gouramy Lac. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Naibaho, P. 2011. Sifat Seksual Primer dan Sekunder. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
Nirmala, K dan Rasmawan. 2010. Kinerja Pertumbuhan Ikan Gurame (Osphronemus Goramy Lac.) yang Dipelihara pada Media Bersalinitas dengan Paparan Medan Listrik. Jurnal Akuakultur Indonesia. Vol. 9 (1) : 46–55.
Nurhuda, A. 2012. Perikanan Tingkat Kematangan Gonad dan Seksualitas Ikan Kan Tambakan (Helostoma Temmincki). Universitas Riau, Pekanbaru.
Ramadhani, T. 2015. Seksualitas dan Kematangan Gonad Ikan Pari. Universitas Malikussaleh,             Aceh Utara.
Shafiq, M. 2015. Pengenalan Morfometrik Tubuh Ikan yang Berbeda. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Surono, J. 2015.   makalah Mingguan Makalah Ikhtiologi. Universitas Jambi, Jambi.
Verawati, Y., Muarif dan Mumpuni, F. S. 2015.  Pengaruh Perbedaan Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) Pada Sistem Resirkulasi. Jurnal Mina Sains.Vol. 1 (1). ISSN: 2407-9030.
Zainudin. 2011. Fekunditas dan Diameter Telur.Universitas Riau, Pekanbaru.