Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran tuhan yang maha esa, karena atas
berkat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan tugas bidang study Kimia,
yang diberikan oleh guru pembimbing kepada penulis untuk dapat diselesaikan
dengan sebaik mungkin.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Asam-Basa”. Laporan ini penulis susun setelah
melakukan penelitian mengenai judul tersebut. Melalui laporan ini, penulis
berharap agar kita dapat lebih memahami dan mengerti mengenai asam-basa.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih banyak kepda teman-teman serta
guru pembimbing yang dengan setia mendampingi, memberi semangat dan mengajari
sipenulis untuk menyusun laporan ini.
Penulis juga sangat menyadari bahwa lapran ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangatlah penulis
harapkan dari para pembaca, agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembaca.
Pancur Batu,
Februari 2012
Penulis
ii
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
I.
Judul percobaan : Asam – Basa
II.
Tujuan Percobaan : Untuk menentukan derajat keasaman (pH) dari beberapa larutan asam –
basa.
III.
Alat-alat dan Bahan :
a.
Alat-alat : -
pH universal
- Beaker Glass
- Batang Pengaduk
-
Tisue
- Brus
tabung
-
Rinso
b. Bahan-bahan : - H2SO4 1 M -
Coca-Cola
-
NaOH 1 M -Larutan semangka
-
Ba(OH) 2 - Larutan jeruk nipis
-
Larutan Jambu air - Larutan Kuini
-
Larutan Sirsak -
Larutan Bengkoang
-
Larutan Nenas -
Larutan Terong belanda
-
Larutan Busa sabun - Larutan
Timun
-
Larutan Jeruk manis - Larutan
Kapur sirih
- Larutan Sprite - Larutan Air batre
-
Larutan Belimbing
1
IV. TeorI
A. MENURUT ARRHENIUS
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H +
disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion
OH - .
HCl
--> H + + Cl -
NaOH
--> Na + + OH -
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut
merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan
daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau
mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat
asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit
lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam kenyataan pada
zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan
berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius
sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang
mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -,
dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH -.Contoh: 1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq) 2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)
B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh
Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton
dari asam ke basa.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl –
2
|
||
|
Demikian pula reaksi antara asam klorida
dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 ⇄ NH 4 +
+ Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O ⇄ H 3 O + + OAc -
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris
bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga
teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H +
dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3
O + disebut ion Hidronium. Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O ⇄ H 3 O +
+ A –
basa asam
konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan
molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam. Perhatikanlah bahwa
asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan
satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari
dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan
proton.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry
membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak
semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam
adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah
spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi
sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa
konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H +
maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H3O+)
secara nyata.
Contoh: HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F –
Johannes N. Bronsted dan Thomas
M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan
tidak semua basa mengandung ion OH.
3
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam
adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah
spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi
sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa
konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H +
maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H3O+)
secara nyata.
Contoh: HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asam
konjugasi basa konjugasi
HF merupakan pasangan dari F - dan
H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat
sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 +
+ OH -
Basa Asam :Manfaat dari
teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut: 1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua
pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa
anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) --> H 3 O+(aq) + Ac - (aq) asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
HAc dengan Ac - merupakan
pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
2) H 2 O(l) + NH 3
(aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1
H 2
O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa
4
Pada contoh di atas terlihat bahwa air
dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton
akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam
Basa Bronsted Lowry
C. Menurut G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti
telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa
yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal
tahun 1920. Lewis
lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton,
sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah
donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam
Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut: Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat
diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan
reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion
Hidroksida: Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak
ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:CH 3
+ + C 6 H 6 ⇄ C 6 H 6 CH 3 +
Asam
ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor pasangan
elektron.
Contoh:
asam Lewis
5
Asam-Basa Lewis |
KONSEP Ph,pOH dan pKw
Sorensen (1868-1939),seorang ahli kimia dari Denmark,mempunyai ide
cemerlang tentang tingkat keasaman suattu zat.Ia mengajukan konsep pH untuk
menyatakan tingkat keasaman larutan.
a.
pH
Derajat atau tingkat keasaman larutan
bergantung pada konsentrasi ion H+ dalam
larutan.Semakin besar konsentrasi ion H+,semakin asam larutan tersebut.Nilai
konsentrasi ion H+ tersebut sering kali sangat kecil.
Untuk
menyederhanakan penulisan,Sorensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan
konsentrasi ion H+,yaitu sama dengan negative logaritma konsentrasi ion
H+.Secara matematika nilai pH diungkapkan dengan persamaan :
pH = -log [H+]
b.Hubungan Tingkat keas
b.Hubungan Tingkat keasaman dengan pH
Tingkat keasaman
suatu larutan berbanding terbalik dengan nilai pH.Artinya,semakin asam
larutan,maka semakin kecil nilai pH –nya,dan sebaliknya.Hal itu terjadi karena
pH dan konsentrasi ion H+ dihubungkan dengan tanda negative.Selanjutnya,karena
bilangan dasar logaritma adalah 10,maka larutan yang nilai pH-nya berbeda
sebesar n mempunyainperbedaan konsentrasi ion H+ sebesar 10 pangkat n. Semakin besar konsentrasi
ion H+,semakin kecil nilai pH.Larutan dengan pH=1 adalah 10 kali lebih asam
daripada larutan dengan pH=2.
a.
pOH
Konsentrasi ion
OH- dapat dinyatakan dengan cara yang sama,yaitu pOh
pOH = -log [OH-]
Meskipun nilai [OH-] dapat dinyatakan dengan
pOH,tingkat kebasaan lazimnya juga dinyatakan dengan pH .Larutan basa mempunyai
pH > 7.Semakin tinggi pH,semakin bertambah sifat basa.Larutan dengan pH = 13
( pOH = 1 ) adalah 10 kali lebih basa dari larutan dengan pH = 12 ( pOH = 2 ).
6
V. Cara kerja :
- Masukkan larutan yang hendak diukur pH-nya kedalam
beaker glass.
- Masukkan
Kertas lakmus merah dan biru kedalam larutan, catat perubahan warnanya.
- Masukkan pH
universal kedalam larutan, catat harga pH-nya.
- Lakukan hal yang sama pada larutan yang lain.
VI. Data Pengamatan
No
|
Larutan
|
Lakmus merah
|
Lakmus Biru
|
pH
|
|
1
|
H2SO4 1 M
|
merah
|
merah
|
1
|
|
2
|
NaOH 1 M
|
biru
|
biru
|
14
|
|
3
|
Ba(OH)2
|
biru
|
biru
|
12
|
|
4
|
Larutan jambu
air
|
merah
|
merah
|
5
|
|
5
|
Larutan Jeruk nipis
|
merah
|
merah
|
3
|
|
6
|
Larutan kuini
|
merah
|
merah
|
4
|
|
7
|
Larutan Jeruk Manis
|
merah
|
merah
|
4
|
|
8
|
Larutan Sirsak
|
merah
|
merah
|
4
|
|
9
|
Larutan Kapur sirih
|
Biru
|
Biru
|
12
|
|
10
|
Larutan Timun
|
merah
|
merah
|
6
|
|
11
|
Larutan Bengkoang
|
merah
|
merah
|
6
|
|
12
|
Coca cola
|
merah
|
merah
|
3
|
|
13
|
Larutan Semangka
|
merah
|
merah
|
5
|
|
14
|
Larutan Belimbing
|
merah
|
merah
|
4
|
|
15
|
Sprite
|
merah
|
merah
|
4
|
|
16
|
Air Baterai
|
merah
|
merah
|
2
|
|
17
|
Larutan Nenas
|
merah
|
merah
|
3
|
|
18
|
Larutan Terong Belanda
|
merah
|
merah
|
3
|
|
19
|
Larutan Busa Sabun
|
biru
|
biru
|
10
|
VII. Kesimpulan :
® Asam Kuat (pH 0-4) : H2SO4, Larutan jeruk nipis,Larutan sirsak, larutan jeruk
manis, coca-cola, larutan kuini, larutan belimbing, larutan nenas, air baterai,
sprite, larutan terong belanda.
® Asam Lemah (Ph 5-6) : Larutan jambu air, larutan mentimun, larutan bengkoang, dan larutan semangka.
® Netral (Ph 7) : -
® Basa Kuat (pH 11-14) : NaOH,
Ba(OH)2, Larutan kapur sirih.
® Basa Lemah (pH 7,5-10): Larutan Busa sabun.
7
VIII.DAFTAR
PUSTAKA
-Setyawati, Arifatun Anifah. 2007.KIMIA MENGKAJI FENOMENA ALAM UNTUK KELAS XI SMA/MA. Klaten :
CEMPAKA PUTIH
-Syukri,S.1999.Kimia
Dasar.Bandung:ITB
-Purba,Michael.2006.Kimia
untuk SMA KELAS XI 2B. Jakarta : Erlangga
-Internet.Teori Asam-Basa.Google.com
-Justina,Sandri dan Muchtaridi.2009.Kimia 2 SMA KELAS XI.Jakarta : Yudhistira
IX. Saran-saran:
Saran kami dalam melaksanakan penelitian ini adalah,
sebaiknya fasilitas yang ada di dalam laboratorium harus lebih
diperbaiki/diperlengkap lagi, agar penelitian-penelitian yang akan dilaksanakan
dikemudian hari dapat berjalan lebih baik lagi.
Kami juga menyarankan agar kita semua
lebih tekun dan serius lagi dalam belajar, agar dimasa depan kita dapat menjadi
orang yang membanggakan.
8
Nama : EDDIE SATRIA HARTONO
Kelas XI IPA 2
T.A
2011/2012
Daftar Isi
1.
Kata
pengantar....................................................................................
ii
2.
Daftar
Isi..............................................................................................
iii
3.
Judul Percobaan..................................................................................
1
4.
Tujuan Percobaan
..............................................................................
1
5.
Alat-alat dan bahan
............................................................................ 1
6.
Teori
...................................................................................................
2
7.
Cara Kerja
...........................................................................................
7
8.
Hasil pengamatan
...............................................................................
8
9.
Kesimpulan
.........................................................................................
9
10.
Daftar pustaka
.................................................................................... 9
11.
Saran-saran.........................................................................................
9
iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar